LAKSAMANA MERAH


LAKSAMANA MERAH


Kau, wahai pucuk dari pohon yang amat menjulang
Tinggi dan gagah kau terlihat dari ufuk selatan
Indah dan elok daunmu ketika tertiup dan bergoyang
Sarat akan kesempurnaan dan kebebasan

Kau , wahai Ratu dari Kerajaan Abu - Abu
Zirah emas dan permata mahal membungkus tubuhmu
Sungguh bersinar siluetmu menggoncang kalbu
Menundukkan dan menyihir entitas di sekitarmu

Kau, wahai penguasa samudera biru
Gelombang ombakmu tak kuasa berseru seru
Seakan mengatakan ingin berhenti menggulung
Mereda sejenak dan mencoba merenung

Kau, wahai pempimpin tentara tentara langit
Perhatikanlah kaki dan tanganmu yang mulai sakit
Kehabisan daya dengan banyak torehan luka
Menyiksa hati dan juga seluruh raga

Kau, wahai laksamana yang kenamaan
Duka dan lara pasti selalu kau telan
Ibarat empedu rasanya sungguh tak tertahan
Sadarlah, Pencipta sedang memberi cobaan
Lakukanlah intropeksi dari banyak celaan

Kau, wahai Laksamana Merah yang penuh amarah
Buanglah merahmu dan netralisirlah dengan biru
Kelak serdadumu akan kembali membantumu
Mendengarkan titahmu dan bergerak maju

Kau, wahai Laksamana Merah yang merana karena sepi
Berilah hatimu kepada mereka yang tidak tahu
Biarlah para karibmu berkelana mencari jati diri
Namun kau tetaplah menapak dalam perahu
Untuk mendayung bersama para serdadumu

Kau, wahai Laksanama yang belajar bijaksana
Hidup memang tidak sesederhana imanjinasi fana
Cobalah pahami dan sadari hakekat sesungguhnya
Semesta mendukungmu dengan cara yang berbeda




Desy Melati Lubis
Medan, University Of North Sumatera
12.34 A.m

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SUDAHKAH GMKI MENJADI SEKOLAH PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN NILAI – NILAI GMKI ?

REFLEKSI DIRI : PAHLAWAN SAMAR DALAM MEMORIAL

Perkenalan Edisi I