DEAN. Kehidupan baru. Masalah baru. Sebenarnya aku tidak bermaksud untuk bertransformasi menjadi gadis pendiam di awal semester ini. Namun, orang-orang disini tidak memberiku pilihan yang bagus. Tindak-tanduk mereka terasa asing, dan well wajah-wajah mereka juga asing. Tentu saja ! aku berada jauh dari teritori ku dan berada dilingkungan yang jauh berbeda dari yang kujalani selama ini. Sebut saja demi menuntut ilmu yang lebih baik, atau apalah mereka menyebutnya. Bagiku ini cukup menyenangkan. Setidaknya disini jauh terasa lebih bebas dari pada disana ( maksudku tempat asalku, tentu saja. ). Tidak ada yang akan mengomeliku dengan deretan kalimat-kalimat yang memusingkan, tidak ada yang mencecokiku dengan cerita-cerita remaja yang menjengkelkan, dan tidak ada yang akan menginterupsi waktu-waktu santaiku lagi. Aneh ? mungkin ya, aku sudah muak dengan lusinan peraturan yang harus kupatuhi selama tujuh belas tahun terakhir ini. ‘ Dean jangan lakukan itu!’ jujur aku benci ...
P E T R I C H O R Mendung menggantung di langit berawan Membawa sejuk pada sanubari dan badan Menghembuskan hawa yang membawa kesegaran Pertanda akan datangnya periode penghujan Pepohonan kian bersenandung gembira Burung gereja berkicau penuh sukacita Hewan - hewan yang berlarian dengan ceria Menyambut antusias musim kedua Secangkir kopi terhidang menemani sore dimalam Minggu Ketika tetesan – tetesan kecil berjatuhan membasahi kalbu Rasa pahit dan manis bercampur menjadi satu Memanjakan hati dan mengusir pilu Sepekan sudah kekeringan melanda tanah pertiwi Mencipta resah dan menyulam gelisah di hati Harap cemas kegagalan akan panen padi Takut akan mergancam kesejahteraan negeri Namun ketakutan telah terlupakan oleh euforia Kebahagiaan sebagai jawaban doa dari Pencipta Hujan berkat telah dicurahkan dengan semata – mata Demi mereka yang bersusah payah berusaha dan bekerja Gumpalan kapas itu perlahan – lahan t...
Dean's Diary "Cahaya Merah Jambu Pertama" 18 Mei 2017 Gejolak aurora di ufuk Selatan. Frekuensi yang penuh dengan misteri, menyentakkanku dari lamunan di bawah senja berwarna jingga. Perkenalkan namaku Efthemia Deandra. Banyak teman memanggilku Mia. Namun, itu tinggal cerita. Masa Remaja yang menyenangkan dengan nama yang manis, sungguh menawan. Sedikit menyapa dengan penuh ketulusan. Ini adalah tulisan pertamaku semenjak aku mengenal kosakata terkutuk bernama patah hati. Malam yang penuh perenungan di momen kontemplasi yang tak terduga. Ternyata kelinci masih belum melupakan jerapah. Itu perumpamaan ? Tentu saja. Lebih kurangnya adalah sketsa akan suara hati yang mencoba jujur namun gagal total. Jatuh cinta itu sulit, namun lebih sulit lagi untuk melupakan. Benar, aku tidak akan berkomentar mengenai hal itu. Karena setelah mengalaminya, sungguh tidak benar bahwa perempuan patah hati adalah cengeng . Mereka hanya mengekspresikan rintihan jiwa yang berge...
Komentar
Posting Komentar