Dean's Diary "Laura gagal Cinta"


Dean's Diary
"Laura gagal Cinta"


28 Agustus 2022

Selamat malam. Selamat menikmati Sabtu penuh cerita. Tiang abu – abu yang menggantung pilu di kaki rembulan purnama ketiga. Sekali lagi pekan yang dilewati seorang diri. Oh bukan. Ini bukan kisah cahaya merah jambu seperti biasanya. Seorang gadis jelita berkacamata yang menyebut dirinya sobat Dean yang memulai kisah ini.
Sebut saja namanya Laura. Atau bukan ? kau bisa menyebutnya siapa saja. Aku menyukai panggilan gadis berkacamata. Karena itu adalah pesonanya yang utama, yang menjerat lusinan penjantan – penjantan pencari pasangan dan jagoan – jagoan kelebihan percaya diri. Kisah ini bermula ketika Laura jatuh hati kepada seorang Pujangga bermata empat. Aku tidak bisa menyebut nama, Laura kata itu privasi. Yeah, baiklah, aku menurut saja. Untung sayang.
Pujangga ini menyenangi musik. Kharisma yang kuat dan selera humor yang baik menambah nilainya sebagai seorang lelaki. Namun, sang pujangga tidak melirik Laura yang bersusah payah menarik atensinya barang sedikit. Tingkat gengsi dan tidak mau mengakui mengakhiri relasi Laura dengan dambaannya yang pandai berseni. Tragedi ini cukup memakan waktu yang lama dari periode hidup Laura untuk menangisi dan menyesali kisahnya dan sang pujangga. Mengapa Laura mau saja memelihara keidiotan dan berlari mengejar cinta sang pujangga meskipun selalu tidak diakui atau bahasa puitisnya ‘ditolak cinta’. Mengenaskan memang kisah merah jambu pertama milik gadis dambaan semesta.
Dilain waktu, Laura juga pernah terjerat sang Akuntan idealis dan minimalis. Kau akan sependapat denganku jika melihat postur tubuhnya. Yeah cukup mini.
Kebiasaan dari sang akuntan adalah mengatakan hal – hal rumit yang ia anggap keren. Namun, yang benar saja !
Volume otak kami, para sobat Laura - sebut saja begitu – tidak sanggup mencerna istilah – istilah rumit yang diucapkan sang akuntan. Maklum saja isi kelapa kami hanya seperempat bagian dari yang seharusnya, alias Homo Sapiens gagal cetak.
Laura kata hubungannya dengan sang akuntan berjalan tidak begitu menggairahkan. Karena cinta yang diberikan sang akuntan padanya tidak dapat dibalasnya sedemikian rupa. Sehingga Laura pun kembali menandaskan pertalian cintanya.
Lama sudah merasakan sendiri yang mengundang sepi, Laura pun kembali menambatkan sang hati ke pada seorang pria yang cukup aneh atau unik ? pria ini cukup banyak memenuhi kriteria Laura. Tipe ‘pria nakal’ namun penyayang. Tetapi sering memicu pertengkaran yang mengundang amarah.
Kalau istilah anak mudanya, benci – benci sayang.  Begitulah, memang jenis pejantan yang disuka banyak betina. Suka tebar – tebar feromon dimana – mana. Laura dan pria ini menyandang posisi yang sama dan saling mengerti beban yang ditanggung masing masing. Sehingga proses asmara mereka berjalan cukup lancar. Yeah, awalnya sih.
Mereka cukup sering bertemu rindu dan berbagi cerita. Namun tidak berdua, melainkan bertiga, bersama seorang lagi anggota geng pesakitan yang cukup bermanfaat untuk menepuk – nepuk nyamuk yang lewat. Pria kurang beruntung ini juga berkacamata, namun Laura kembali tidak berkenan untuk memberitahu nama. Dia terlalu menjaga privasi, ck.  Tetapi akan kuberitahu satu rahasia, si kacamata ini adalah salah satu pedamba Laura, yang tentu saja tidak digubris barang sedikit oleh Laura. Jika kata Laura, si kacamata kurang mempesona. Yeah, aku sependapat. Jika di ibaratkan makanan. Si kacamata tak urung jauh dari sayuran pare. Pahit dan hijau. Pahit untuk ketidakmenarikannya dan Er, meskipun aku tidak tahu apa hubungan si kacamata dengan hijau, yang jelas, dia tidak cukup oke untuk membuat banyak betina jatuh cinta. Apalagi untuk menaklukan seorang Laura. Malang benar memang. Ck.
Kembali kepada alur cerita Laura dan pria unik. Sebenarnya kisah mereka cukup singkat, tetapi meninggalkan luka yang cukup serius. Luka ? yap begitulah hubungan kali ini tandas juga dengan cara yang cukup membuat jengkel dan sakit kepala. Sebut saja namanya, ‘hubungan tanpa status’, yang defenisi jaman kininya adalah hubungan yang digantung terus – menerus hingga putus harapan dan akhirnya tewas dan dimakamkan.
Yeah, Begitulah, epilog cerita penyebab patah hati dini yang menimpa Laura.
Selesailah selembar dongeng berbunga milik Laura. Katakan selamat tinggal kepada cinta sekian hari, beragam rasa, dan pengundang nelangsa. Barangkali Laura akan berhenti terkena sial dalam hal bercinta dikemudian hari. Toh, penggemar rahasia Laura cukup banyak. Bisa dijadikan stok masa depan yang lebih baik. kali saja ada yang cocok untuk hari esok. Mari kita katakan bersama,
Amin.

Tertanda Geli,
Dean

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SUDAHKAH GMKI MENJADI SEKOLAH PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN NILAI – NILAI GMKI ?

REFLEKSI DIRI : PAHLAWAN SAMAR DALAM MEMORIAL

Perkenalan Edisi I